Hukum memandikan jenazah adalah fardlu kifayah, artinya satu orang sudah cukup untuk memandikan jenazah, sedangkan selebihnya adalah sunnah. Adapun jenazah yang wajib dimandikan adalah jenazah yang meninggal bukan karena peperangan melawan orang kafir.Baca selebihnya »
Kategori: Fiqih
Fikih (Bahasa Arab: ﻓﻘﻪ; transliterasi: Fiqih) adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.
Fikih membahas tentang cara bagaimana cara tentang beribadah, tentang prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rukun Shalat Dan Yang Membatalkan Shalat
Dalam mengerjakan shalat wajib menghadap kiblat, yakni menghadapka muka dan dada kearah Ka’bah di Masjid Mekah. Kiblat itu dari Indonesia ada diarah Barat agak ke Utara. Arah kiblat itu diketahui dengan ilmu bumi atau dengan tanda-tanda lain yang dapat dipercaya.
A. Syaratnya
Syarat-syarat shalat adal 6 perkara, yaitu :
1. Suci badan dari hadas kecil dan besar. Jadi sesudah wudu dan mandi.
2. Suci anggota badannya, pakaianya dan tempat dari najis.
3. Menutup aurat
4. Mengahadap kiblat
5. Telah masuk waktu shalat
6. Mengetahui cara melakukan shalat.
B. Rukun Shalat
Rukun shalat itu ada 13, yaitu :
1. Niat, Artinya denga sengaja didalam hati untuk apa kita mengerjakan shalat. Umpamanya yang terkata dalam hati ” Sengaja saya shalat fardlu dzuhur 4 raka’at karena Allah”
2. Berdiri atau qiyam. Apabila tidak dapat berdiri. boleh dengan duduk, apabila tidak dapat duduk boleh dengan berbaring.
3. Takbiratul ihram
4. Membaca Al-fatihah
5. Ruku’ dengan tuma’ninah, yaitu membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar denga leher, dan kedua belah tangan memegang lutut dengan tuma’ninah yang artinya berhenti /bertenang.
6. I’tidal (bangun dari ruku’)
7. Sujud dua kali dengan tuma’ninah
8. Duduk antara dua sujud dengan tuma’ninah.
9. Duduk untuk tasyahud atau tahiyat akhir
لتَّحِيَّاتُ ألمُبَاركاتُ الصَّلَوَاتُ َالطَّيِّبَاتُ ِلِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلا مُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالحينَ ِ أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا رَسُولُُ الله اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ
10. Tasyahud atau tahiyat akhir, yaitu dengan membaca :
وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُُ الله اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إبْرَاهِيم وعَلَي آلِ سَيدنا إِبْرَاهِيمَ و بَارِِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إبراهيم و علي آلِ سيدناإِبْرَاهِيمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
الَلهُمّ إنّي أعوذُبِكَ مِن عَذَابِ القَبرِ وَمِنْ عَذَابِ النارِ وِمْن عَذَاِب الِفتْنَةِ المَسِيحِ الدَجّال
يَا مُقَلّبَ القُلُوب ثَبِّتْ قَلْبي عَليَ دِيْنِك
11. Membaca shalawat atas Nabi
12.Mengucapka salam
13 Tertib artinya berurutan menurut aturan yang telah ditentukan.
sumber : KH. IMAM ZARKASYI
Pengertian Ilmu Fiqih dan Hukum Yang Lima
Ilmu fiqih adalah pengetahuan tentang hukum segala sesuatu menurut ajaran agama islam. Baik cara beribadah yang khusus, seperti cara mengenai cara mengerjakan shalat, cara berpuasa dan sebagainya; ataupun yang menegnai cara ber-masyarakat (pergaulan) antara sesama makhluk, seperti cara pinjam meminjam , cara berkeluarga dan lai sebagainya.
Bagain pertama itu dinamakan bagian ibadah atau Mu’amalah ma’allah (Cara berhadapan dengan Tuhan Allah). Bagian yang kedua itu dinamakan bagian Mu’amalaat, Mu’amalah Ma’a-L-Khalqi (Cara berhadapan-bergaul-dengan makhluk). Semua itu harus kita ketahui hukum-hukumnya dan juga cara-caranya, berdasarkan atas ajaran-ajaran agama islam.
- Perintah dan Larangan
Ajaran agama islam itu berwujud perintah dan larangan. Perintah dalam agama islam itu ada yang pasti-pasti, artinya tidak sekali-kali boleh ditinggalkan. Maka perintah yang demikian itu perintah wajib atau fardlu .Segala sesuatu dapat ditentukan hukumnya dengan salah satu hukum yang lima. Menentukan hukum sesuatu menurut ajaran ajaran agama islam itulah pekerjaan ilmu Fiqih yang mat besar. Hukum yang lima itu menjadi sebagai berikut :
1. Wajib dan Farlu
Asal arti kata wajib atau fardlu ialah : mesti , tidak boleh tidak. Dalam ilmu Fiqih berarti : Sesuatu yang apabila kita kerjakan kita mendapat pahala dan apabila kita tinggalkan kita berdosa. Dengan kata lain ; mengrjakan adalah perbuatan yang utama, dan meninggalkannya adalah kesalahan dan tercela.
2. Sunat atau Manbud
Asal artinya ialah : Jalan, sesuatu yang bisa dipakai/ dikerjakan. Dalam ilmu fiqih berarti : Sesuatu yang apabila kita tinggalkan kita tidak berdosa, berarti tidak dipersalahkan.
3. Haram
Asal artinya ialah : Sakit, angker, larangan atau pantangan. Dalam ilmu fiqih berarti : Sesuatu yang apabila kita kerjakan kita berdosa, dan apabila kita tinggalkan kiat mendapat pahala.
4. Makruh
Asal artinya ialah : hal yang tidak disukai.Dalam ilmu fiqih berarti : Sesuatu yang apabila kita tinggalkan kita mendapat p[ahala dan apbila kita tinggakan kita tidak dipersalahkan denga kata lain ialah sesuatu yang lebih baik kita tinggalkan meskipun mengerjakannya tidak dianggap salah atau berdosa.
5. Mubah atau Halal
Asal artinya ialah : dibolehkan atau tidak ada larangan. Dalam ilmu fiqih berarti : Sesuatu yang boleh kita kerjakan atau kita tinggalkan. Biasanya yang dihukumi mubah itu ialah perbuatan, sedang yang dihukumi ialah barang sesuatu.
sumber : KH. IMAM ZARKASYI
ORANG YANG DIPERBOLEHKAN TIDAK BERPUASA
Allah Swt berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : ” ( Beberapa hari yang dikatakan itu ialah ) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (pemulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembeda (antara hak dan yang batil). Karena itu barangsiapa dantara kamu hadir (dinegeri tempat tinggalnya) dibulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkanya itu, pada hari-hari yang lain Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilanganya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas Petunjuk-Nya yang diberikan kepada mu, supaya kamu bersyukur .” (QS:2:185)
Sumber :Marsuni Sasary-Mustahab Hasbullah
HUKUM BERPUASA DIBULAN RAMADHAN
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيأُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىوَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَمَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُالْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَوَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ